Lokasi untuk budidaya zooplankton terutama artemia harus memiliki sumber
air laut yang mampu memasok secara mudah dan kontinu serta memenuhi
persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas. Lokasi yang digunakan
untuk budidaya pakan hidup harus bebas dari bahaya banjir, erosi dan
bebas dari pencemaran.
Kultur artemia [sumber] |
Umumnya, untuk budidaya dengan air statis atau sistem sirkulasi
tertutup, air lautan atau samudera lebih cocok daripada air di tepi
pantai karena adanya sedikit kandungan minyak dan zat organik yang
memungkinkan untuk membahayakan binatang. Untuk mengurangi koloni
bakteri pada air dan pertumbuhan bakteri dari budidaya zooplankton,
antibiotik seperti penisilin atau streptomisin terkadang digunakan.
Tetapi, efek dari perbandingan dosis yang diberikan tidak perlu
dipelajari untuk beberapa banyak binatang.
SYARAT FISIKA DAN KIMIA
Persyaratan fisika-kimia antara lain seperti suhu, salinitas, ph, DO,
amonia, nitrat dan nitrit untuk pertumbuhan optimal kutur zooplankton
yaitu:
Standar kualitas air untuk kultur artemia |
SALINITAS
Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas yang sangat penting dalam
budidaya Artemia, terutama dalam menghasilkan kista. Tingkat
keberhasilan produksi kista Artemia di tambak garam ditentukan oleh
tingginya salinitas yang berperan sangat penting sebagai penentu
pencapaian pembentukan. kista. Kista Artemia dapat diproduksi dengan
menggunakan media salinitas tinggi karena salinitas yang tinggi dapat
menyebabkan peningkatan sintesa haemoglobin yang merupakan salah satu
unsur utama dalam pembentukan cangkang atau korion pada kista Artemia.
Pada salinitas 90-200 ‰, Artemia baru dapat menghasilkan kista.
Sedangkan pada salinitas < 85 ‰ Artemia akan memproduksi nauplius.
Akibatnya keberhasilan pemeliharaan Artemia untuk memproduksi kista akan
mencapai maksimal apabila media ada pada salinitas yang optimal.
Air laut merupakan media alami penetasan kista artemia [sumber] |
Salinitas dapat berfluktuasi karena pengaruh penguapan dan hujan.
Salinitas dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan
zooplankton. Pada kisaran salinitas yang tidak sesuai berpengaruh
terhadap tingkat kelangsungan hidupnya dan pada tingkat pertumbuhan.
Salinitas air laut yg digunakan bekisar antara 30-50 ppt.
SUHU
Suhu yang optimal digunakan untuk kultur zooplankton terutama artemia
bekisar antara 25-30oC. Suhu secara langsung berpengaruh terhadap
metabolisme organisme air. Pada suhu tinggi metabolisme terpacu,
sedangkan pada suhu rendah metabolisme lambat.
Suhu optimal untuk penetasan kista artemia pada kisaran 25 - 30 derajat celcius [sumber] |
Suhu air yang tinggi dan terlalu rendah mengakibatkan kelarutan oksigen
dalam air rendah. Pengaruh langsung suhu terhadap kehidupan di laut
adalah pada laju fotosintesa tumbuh-tumbuhan dan proses fisiologi hewan
khususnya PH, metabolisme dan proses reproduksi.
pH
Salah satu parameter lingkungan penting yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan keberadaan organisme air termasuk zooplankton adalah PH.
Dekomposisi bahan organik dan respirasi akan menurunkan kandungan
oksigen terlarut, yang berdampak pada meningkatnya kadar CO2 bebas
sehingga mengakibatkan menurunnya PH air. Kematian organisme perairan
dapat terjadi pada PH 4,0 dan PH 11,0. Beberapa contoh yang diakibatkan
oleh pengaruh PH:
pH optimal pada penetasan kista artemia pada kisaran 7,5 - 8,5 [sumber] |
- Amonia bersifat racun bagi ikan dan organisme lainnya, perbandingan amonia dan amonium tergantung pada PH.
- CO2 juga racun bagi ikan, perbandingan hidrogen karbonat CO2 juga tergantung PH.
- Fertilitas telur dan zooplankton sangat tergantung pada PH.
- Pada PH rendah, iktan logam berat dengan tanah sangat cepat bereaksi dan mudah terlepas.
PH yang optimal digunakan untuk kultur zooplankton terutama artemia yaitu berkisar antara 7,5 - 8,5, Cholik dan Daulay (1985).
OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen terlarut dalam perairan sangat dibutuhkan organisme yang ada di
dalamnya untuk pernafasan dalam rangka melangsungkan metabolisme tubuh
mereka. Oksigen terlarut dalam air dapat melalui difusi dari udara
bebas.
Oksigen terlarut dalam air berpengaruh pada penetasan kista artemia [sumber] |
Dalam penentuan persyaratan kultur zooplankton kandungan oksigen
perairan bukan merupakan faktor utama, karena dalam operasionalnya
kebutuhan akan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan blower.
AMONIAK DAN NITRIT
Amonia (NH2) yang terkandung dalam suatu perairan merupakan salah satu hasil dari proses penguraian bahan organik. Amonia ini berada dalam dua bentuk yaitu amonia tak berion (NH3) dan amonia berion (NH4).
Amonia (NH2) yang terkandung dalam suatu perairan merupakan salah satu hasil dari proses penguraian bahan organik. Amonia ini berada dalam dua bentuk yaitu amonia tak berion (NH3) dan amonia berion (NH4).
Amoniak dapat membahayakan pada saat kultur artemia [sumber] |
Amonia tak berion bersifat racun sedangkan amonia berion tak beracun.
Tingkat peracunan amonia tak berion berbeda untuk setiap spesies,
tetapi pada kadar 0,6 ppm dapat membahayakan organisme tersebut.
Sumber : Paper Kulur Artemia
Komentar
Posting Komentar