Indonesia kaya akan sumber protein, khususnya protein hewani dari sub
sektor perikanan. Namun pada kenyataannya konsumsi ikan penduduk masih
rendah karena banyak tersedianya protein nabati yang lebih murah dan
mudah didapatkan. Salah satu penyuplai protein terbesar dalam sub sektor
perikanan adalah ikan belut (Monopterus albus Zeuiew).
![]() |
Ikan Belut (Monopterus albus) |
Sampai saat ini di Indonesia belut masih jarang dibudidayakan secara
komersial. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tangkapan dari alam masih
menjadi andalan. Kalaupun ada yang membudidayakannya, masih dalam skala
rumah tangga. Padahal permintaan pasar, baik dari dalam ataupun luar
negeri sangat besar. Contohnya,
Singapura,Hongkong,China,Jepang,Taiwan,Korea dan beberapa negara di Uni
Eropa.
Melihat peluang dan manfaatnya yang sangat besar, perlu digalakkan usaha
pembudidayaan belut di beberapa daerah yang mempunyai potensi sumber
daya alam yang mendukung. Berdasarkan pengalaman, hewan ini bisa
dipelihara dengan berbagai cara di lahan pertanian dan juga lahan
pekarangan.
HABITAT DAN DAUR HIDUP
Belut sawah terkenal dapat hidup terbenam dalam lumpur, kalau sawah
sudah kering seperti pada saat datang musim kemarau belut akan memburu
tanah yang masih berair dan berkumpul sampai pada saat musim
penghujan,biasanya pada saat berkumpul belut melakukan perkawinan.
![]() |
Sarang belut dipinggir pematang yang dipenuhi dengan busa dan sarang belut yang berisi busa dan anak belut yang baru menetas. |
![]() |
Ket: A. Media Basah, B: Permukaan Air, C: Media Kering dan Lembab, D: Sarang Berbusa Tempat Telur Menetas, E: Lubang Belut |
Selama hidupnya, dari masa telur sampai dewasa dan bersifat Progynes
Hermaprodyte yaitu mempunyai jenis kelamin yang berubah-ubah. Pada umur
15 hari sampai 9 bulan, kelamin yang aktif merupakan kelamin betina.
Sedangkan saat belut memasuki umur 9 bulan keatas alat kelamin yang
aktif merupakan kelamin jantan. Pada masa peralihan kelamin ini, belut
bersifat kanibal.
PERSIAPAN BUDIDAYA BELUT
A. LAHAN
Kondisi lahan untuk lokasi budidaya sebaiknya tanah kering dan keras,
bukan diatas kolam ikan yang tanahnya lembek. Suhu lokasi yang baik
berkisar 25 - 31°C.
B. KOLAM PEMELIHARAAN
Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya
dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
Ukuran kolam induk kapasitasnya 50 ekor/m². Untuk kolam pendederan
(ukuran belut 5-10 cm) daya tampungnya 500 ekor/m². Untuk kolam belut
remaja (ukuran 10-15 cm) daya tampungnya 250 ekor/m². Dan untuk kolam
belut konsumsi tahap pertama (ukuran 15-20 cm) daya tampungnya 120
ekor/m². Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 20-25cm) daya
tampungnya 100 ekor/m². Kolam budidaya perlu dilengkapi dengan saluran
pemasukan dan saluran pengeluaran air.
Berikut berbagai jenis kolam budidaya belut beserta kelebihan dan kelemahannya :
C. PERSIAPAN BAHAN MEDIA
Bahan yang diperlukan untuk persiapan media berupa pohon pisang, kotoran
hewan ternak, dan jerammi. Perbandingannya 3:2:1. Jerami dan pohon
pisang di cacah/rajang agar lebih memudahkan dalam pencampuran. Cara
pembuatan bokashi sebagai berikut :
- Siapkan terpal atau plastik untuk penutup.
- Hamparkan bahan dengan ketebalan 10 - 15 cm lalu semprot dengan cairan EM 4. Ulangi sampai ketebalan mencapai maks. 1 meter. Tutup dengan platik/terpal.
- Biarkan selama 21 hari dengan ketentuan setiap 7 hari campuran dibolak - balik.
![]() |
Membuat Bokashi |
D. MENATA MEDIA DALAM KOLAM
- Campurkan tanah sawah dan bokasi dengan perbandingan 80% : 20%. Campurkan sampai merata pada kolam dengan ketinggian 60 cm biarkan 1 hari.
- Campuran yang sudah menjadi pasta dibuat menjadi pematang dengan lebar 40cm, tinggi 15cm. Tambahkan air dengan ketinggian 1-2 cm. Diamkan media selama 1 minggu.
- Lakukan pengecekkan, jika air sudah menjadi jernih kolam layak untuk media budidaya belut.
![]() |
Membuat Media Dalam Kolam |
MENYELEKSI DAN MENEBAR BENIH
Benih sebagian besar masih mengandalkan dari alam. adapun ciri benih belut yang baik sebagai berikut :
- Gerakan tubuh agresif dan gesit
- Tubuh utuh dan tidak ada bekas luka
- Berukuran seragam
- Bentuk tubuh ideal antara besaran diameter dan panjang tubuh.
![]() |
Benih Belut |
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari setelah pukul 17.00.
PEMBERIAN PAKAN
Pakan alami untuk belut adalah cacing, keong/bekicot, larva serangga,
ikan kecil dan katak. Pakan alami yang mudah didapat yakni cacing,
selain itu cacing mudah dicerna serta mudah untuk dibudidayakan juga.
Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 5% dari jumlah benih yang ditebar.
Pakan dapat diberikan setiap hari/disesuaikan. Pakan diberikan pada sore
hari menjelang malam.
Pakan buatan yang sederhana bisa berupa dedak halus yang dikukus lalu
dicampur dengan cacing yang dihancurkan .Diberikan pada belut dengan
cara disimpan diatas media lalu ditimbum dengan jerami, diberikan pada
saat sore menjelang malam.
PEMELIHARAAN
Salah satu kunci keberhasilan dalam usaha budidaya belut adalah
pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan, diantaranya pemeliharaan
lingkungan kolam tempat budidaya, pemeliharaan kolam, input output air
supaya tetap berfungsi dengan baik.
Waktu panen tergantung pada pasar tujuan. Untuk pasar lokal, belut bisa
dipanen setelah empat bulan berada di kolam pembesaran. Untuk pasar
ekspor, belut bisa dipanen setelah enam bulan berada di kolam
pembesaran.
PANEN
Panen dilakukan pada saat belut berumur 4 bulan keatas sejak benih belut
dimasukan kedalam kolam pembesaran. Beberapa cara pemanenan, panen
total mengambil belut dari dalam kolam semaksimal mungkin dengan cara
kolam dikeringkan tidak diairi selama kurang lebih 1 minggu sampai media
tampak retak basah, tujuannya adalah untuk mempermudah pengambilan
belut dengan cara membongkar media dan memisahkan belut dengan media
tanah, cara seperti ini selain belut dapat terambil maksimal juga
berguna sekalian membalikan media untuk penanaman selanjutnya. Cara
panen yang lainnya adalah dengan dengan menggunakan bubu atau posong
dengan menebarnya didalam kolam.
![]() |
Kegiatan Panen Belut |
Sumber : P2MKP Mitra Sukses
https://www.lalaukan.com/2014/04/budidaya-ikan-belut.html
Komentar
Posting Komentar