Pemijahan adalah proses pertemuan antara ikan jantan dan betina untuk
melakukan pembuahan telur oleh spermatozoa yang terjadi diluar tubuh
atau secara eksternal. Menyatakan bahwa pemijahan merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan
hidup spesiesnya. Hal-hal yang perlu dilakukan pada proses pembenihan
antara lain, pengadaan induk yang meliputi karantina dan perawatan
induk. Hal itu bertujuan untuk memilih induk yang berkualitas baik.
Biasanya induk-induk yang berasal dari alam memiliki kualitas yang
kurang baik sehingga perlu dilakukan karantina dan perawatan untuk
meningkatkan kualitas induk.
Penijahan Ikan Patin. [sumber] |
Pemijahan ikan patin biasanya dilakukan dengan teknik kawin suntik
karena induk patin sulit terangsang untuk memijah bila dengan perlakuan
secara alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan
menyuntikkan larutan hipofisa dicampur dengan ovaprim. Biasanya, teknik
ini diikuti dengan teknik pengurutan (stripping) agar telur tidak
berceceran dan bisa ditetaskan di dalam akuarium.
Pemijahan ikan Patin siam (Pangasius hypopthalamus) dilakukan dengan
cara pemijahan buatan yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang
berasal dari kelenjar hipofisa LH-RH-A atau hCG atau hormon sintetis
dengan merk dagang ovaprim. Penyuntikkan dilakukan dengan tujuan untuk
merangsang pemijahan yang sudah matang gonad, ikan patin sulit
dipijahkan secara alami karena keadaan lingkungan yang tidak sesuai.
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN PATIN
Pemijahan ikan patin mengalami kesulitan pada musim kemarau karena ikan
patin memiliki kebiasaan memijah pada musim penghujan. Untuk mengatasi
hal tersebut maka dilakukan penyuntikan dengan menggunakan hormon yang
berbeda. Penyuntikan dengan menggunakan hormon bertujuan untuk
merangsang perkembangan gonad dan ovulasi secara lebih cepat pada musim
kemarau. Hormon yang biasa digunakan adalah hCG menurut penyuntikan pada
induk betina, hCG digunakan pada penyuntikan pertama dengan dosis 500
IU/kg
Penyuntikan induk ikan patin. [sumber] |
Penyuntikan kedua dengan menggunakan ovaprim 0,6 ml/kg. Penyuntikan
induk jantan cukup menggunakan ovaprim dengan satu kali penyuntikan
menggunakan dosis 0,2 ml/kg.
Keesokan harinya ikan patin siap untuk dipijahkan atau dilakukan
fertilisasi dengan cara pencampuran sperma dengan telur. Alat - alat
yang dibutuhkan berupa peralatan pemijahan (baskom plastik), kain lap,
tisu gulung.
Sebelum dilakukan striping pada induk betina, terlebih dahulu dilakukan
pengambilan sperma dari induk jantan dengan cara melakukan pemijatan
dari perut ke bawah. Usahakan sperma tidak terkena air dengan terlebih
dahulu dilakukan pengeringan dengan menggunakan tisu.
![]() |
Striping sperma induk jantan. [sumber] |
Sedangkan induk betina distriping untuk mendapatkan telur kemudian telur
yang didapatkan dimasukkan kedalam mangkok plastik. Setelah itu telur
yang didapat ditambah dengan sperma dan encerkan dengan menggunakan
larutan fisiologis (NaCl). Tujuan dari pengenceran ini adalah untuk
mempertahankan daya hidup spermatozoa dalam waktu yang relatif lama.
![]() |
Striping telur induk betina. [sumber] |
Telur dan sperma harus diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar
matahari. Selanjutnya telur dan sperma segera dibawa ke tempat
penetasan, dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam kemudian menggoyang -
goyangkan wadah secara perlahan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua
kali, banyak dan lamanya pencucian dilakukan tergantung dari kondisi
telur tersebut, semakin lengket telur maka semakin banyak dan lama
pencucian. Kemudian telur ditebarkan pada bak fiber berukuran 4 x 2 x
0,5 m3 yang dilengkapi hapa didalamnya dengan ukuran 2 x 1 x 0,3 m3
secara merata agar tidak terjadi penumpukan telur.
![]() |
Pencampuran sel telur dan sperma ikan patin. [sumber] |
TEKNIK PENETASAN TELUR IKAN PATIN
Fertilisasi Merupakan proses masuknya spermatozoa ke dalam telur ikan
melalui lubang mikrofil yang terdapat pada chorion dan selanjutnya akan
terjadi perubahan pada telur dalam proses pembuahan. Telur ikan dan
sperma mempunyai zat kimia yang terbentuk dalam proses pembuahan. Zat
tersebut adalah gamone. Gamone yang dikeluarkan sel telur disebut
gynamone 1 dan gynamone 11. Setelah telur dibuahi sampai dengan menetas
maka akan terjadi proses embriologi (masa pengeraman).
Akuarium sebagai salahsatu media penetasan telur ikan patin. [sumber] |
Lama penetasan telur ikan setelah ditebar didalam bak fiber yang di
lengkapi hapa yaitu selama 35 - 40 jam setelah pembuahan. Pada keesokan
paginya dihitung jumlah telur yang terbuahi untuk mendapatkan nilai dari
Fertility Rate (% FR). Pada sore harinya dilakukan penghitungan
terhadap telur-telur yang sudah menetas untuk mengetahui daya tetas
telur (% HR). Selanjutnya itu dilakukan pemeliharaan larva.
TEKNIK PERAWATAN LARVA IKAN PATIN
Pemeliharaan larva pasca penetasan telur dilakukan pada hapa penetasan
telur yang dialiri air dan dilengkapi dengan aerasi yang tidak terlalu
kencang agar larva tidak teraduk. Pemeliharaan larva dalam happa
dilakukan selama 1 hari tanpa diberi pakan, karena larva pada saat itu
masih memanfaatkan kuning telur yang ada dalam tubuh larva itu sendiri.
Larva ikan patin mulai membutuhkan makan dari luar setelah cadangan
makanannya yang berupa yolk suck telah habis. Pada fase ini larva ikan
patin bersifat kanibal. Larva yang berumur 2 hari diberi pakan berupa
artemia sampai berumur 7 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian
cacing sutera hingga berumur 14 hari. Pada perkembangan larva
membutuhkan lingkungan yang kaya oksigen. Fluktuasi suhu yang besar
perlu dihindari selama stadia larva untuk mencegah terjadinya stress.
Perubahan suhu yang besar dapat mematikan larva.
Secara morfologi, benih telah memiliki kelengkapan organ tubuh meskipun
dalam ukuran yang sangat kecil dan berwarna agak putih. Setelah larva
berumur 3 hari selanjutnya benih ditebar pada bak pemeliharaan. Benih
yang ditebar dalam kondisi sehat, hal ini dapat diketahui dari
gerakannya yang lincah dan bersifat agresif terhadap makanan.
![]() |
Benih ikan patin. [sumber] |
Telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi larva setelah 35-40 jam.
Larva dipelihara 1 hari pada hapa penetasan dan tidak perlu diberi pakan
tambahan, karena kuning telur pada larva baru akan habis pada saat
larva berumur 1 hari. Setelah berumur 2 hari, selanjutnya larva
dipindahkan ke dalam bak fiber yang berukuran lebih besar, dan dilakukan
penyiphonan secara rutin, hal ini bertujuan untuk membersihkan
sisa-sisa pakan dan kotoran untuk mencegah hama dan penyakit yang akan
timbul.
Semoga Bermanfaat...
Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal
Sumber https://www.lalaukan.com/2018/03/pembenihan-ikan-patin.html
Komentar
Posting Komentar