MEMAHAMI JENIS DAN PENGGOLONGAN PLANKTON PADA PENGELOLAAN KUALITAS AIR
A. Pengertian Plankton
Istilah plankton pertama kali diperkenalkan oleh
Victor Hensen pada tahun 1887, yang berarti pengembara. Plankton merupakan
sekelompok biota di dalam ekosistem akuatik (baik tumbuhan maupun hewan) yang
hidup mengapung secara pasif, sehingga sangat dipengaruhi oleh arus yang lemah
sekalipun (Arinardi, 1997).
Menurut
Hutabarat dan Evans (1985), adalah suatu organisme yang terpenting dalam
ekologi laut. Kemudian dikatakan bahwa bahwa plankton merupakan salah satu
organisme yang berukuran kecil dimana hidupnya terombang-ambing oleh arus
perairan laut.
Menurut
Nontji (2005), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau mengambang
di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas hingga
organisme tersebut terbawa oleh arus namun, mempunyai peranan penting dalam
ekosistem laut, karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan
laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai
plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.
B. Jenis-Jenis Plankton
Klasifikasi dalam biologi membedakan plankton dalam
dua kategori utama yaitu fitoplankton yang meliputi semua hubungan renik dan
zooplankton yang meliputi hewan yang umumnya renik (Rutter, 1973 dalam
Sahrainy, 2001). Fitoplankton ada yang berukuran besar dan kecil dan biasanya
yang besar tertangkap oleh jaringan plankton yang terdiri dari dua kelompok
besar, yaitu diatom dan dinoflagellata. Diatom mudah dibedakan dari
dinoflagellata karena bentuknya seperti kotak gelas yang unik dan tidak
memiliki alat gerak. Pada proses reproduksi tiap diatom akanmembela dirinya
menjadi dua. Satu belahan dari bagian hidup diatom akan menempati katup atas
(epiteka) dan belahan yang kedua akan menempati katup bawah (hipoteka).
Sedangkan kelompok utama kedua yaitu dinoflagellata yang dicirikan dengan
sepasang flagella yang digunakan untuk bergerak dalam air. Beberapa
dinoflagellata seperti Nocticula yang mampu menghasilkan cahaya melalui proses
bioluminesens (Nybakken, 1992).
Anggota
fitoplankton yang merupakan minoritas adalah berbagai alga hijau biru
(Cyanophyceae), kokolitofor (Coccolithophoridae, Haptophyceae), dan
silicoflagellata (Dictyochaceae, Chrysophyceae). Cyanophyceae laut hanya
terdapat di laut tropik dan sering sekali membentuk “permadani” filamen yang
padat dan dapat mewarnai air (Nybakken, 1992).
Sachlan (1972) menggolongkan algae dalam tujuh golongan berdasarkan pigmen yang dikandungnya dan habitatnya, yaitu :
Cyanophyta : alga biru
yang hidup di air tawar dan laut.
Chlorophyta : alga
hijau banyak hidup di air tawar
Chrysophyta : alga
kuning yang hidup di air tawar dan laut
Phyrrophyta : alga yang
hidup sebagai plankton di air tawar dan di laut
Eugulenophyta : hidup di
air tawar dan di air payau
Phaeophyta : alga
coklat yang hidup sebagai rumput laut
Rhodophyta : alga merah yang hidup sebagai
rumput laut.
Fitoplankton
hanya dapat dijumpai pada lapisan permukaan saja karena mereka hanya dapat
hidup di tempat-tempat yang mempunyai sinar matahari yang cukup untuk melakukan
fotosintesis. Mereka akan lebih banyak dijumpai pada tempat yang terletak di
daerah continental shelf dan di sepanjang pantai dimana terdapat proses
upwelling. Daerah ini biasanya merupakan suatu daerah yang cukup kaya akan
bahan-bahan organic (Hutabarat dan Evans, 1985).
Berlawanan
dengan fitoplankton, zooplankton yang merupakan anggota plankton yang bersifat
hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa
yang mewakili hampir seluruh filum hewan. Namun demikian dari sudut ekologi,
hanya satu golongan dari zooplankton yang sangat penting artinya, yaitu subklas
copepoda (klas Crustaceae, filum Arthropoda). Kopepoda adalah crustacea
haloplanktonik yang berukuran kecil yang mendominasi zooplankton disemua
samudra dan laut. Hewan kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi
ekosistem-ekosistem bahari karena merupakan herbivora primer dalam laut. Dengan
demikian, copepoda berperan sebagai mata rantai yang amat penting antara
produksi primer fitoplankton dengan karnivora besar dan kecil (Nybakken, 1992).
C. Penggolongan
Plankton
Menurut
Arinardi (1997), plankton digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu
berdasarkan kemampuan membuat makanan, berdasarkan ukuran, berdasarkan daur
hidupnya.
a. Berdasarkan Fungsi
Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu
fitolpankton, zooplankton, bakterioplankton dan virioplankton.
Fitoplankton : ukurannya sangat kecil dan
dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat menyebabkan perubahan warna air pada
laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi
penting karena bersifat autotrofik, yakni dapat mengjhasilkan sendiri bahan
organic makanannya.
Zooplankton : ukurannya paling umum berisar
0,2-2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur. Kelompok
yang paling umum ditemui antara lain copepod (copepod), eufausid (euphausid),
misid (mysid), ampifod (amphifod), kaetognat (chaetognath).
Bakterioplankton : bakteri yang hidup sebagai
plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteripun banyak yang hidup sebagai
plankton dan berperan penting dalam unsur hara (nutrient cycle),
dalam ekosistem laut. Ia mempunyai cirri yang
khas, ukurannya sangat halus (umumnya <1 adalah=""
berfotosintesis.="" dalam="" dan="" dapat="" ekosistem="" fungsi="" i=""
inti="" klorofil="" laut="" m="" mempunyai="" pengurai="" sebagai=""
sel="" tidak="" umumnya="" utamanya="" yang="">(decomposer)
. Semua biota laut yang mati akan diuraikan oleh
bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dsb. Hara ini kemudian
didaurulangkan dan dimanfaatkan legi oleh fitoplankton dalam proses proses
fotosintesis.
Virioplankton : virus yang hidup sebagai
plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (< 0,2 µm) dan menjadikan biota
lainnya, terutama bakteriplankton dan fitoplankton sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati.
Tetapi virus ini dapat pula memcahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru
sekitar dua decade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan
menunjukan bahwa virioplanktonpun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
daur karbon (carbon cycle) di dalam
ekosistem laut.
b. Berdasarkan Kemampuan Membuat Makanan
Berdasarkan
kemampuan membuat makanan, plankton digolongkan menjadi dua golongan utama,
yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Meskipun
ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan
padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton
mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organik untuk makanannya. Selain itu, fitoplankton
juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik
karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini, fitoplankton disebut
sebagai produser primer.
Bahan
organik yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalani
segala fungsi faalnya. Tetapi, di samping itu energi yang terkandung di dalam
fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti
udang, ikan, cumi-cumi, sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada
fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.
Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi, zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi, zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi
ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai
lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod
(copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod), kaetognat (chaetognath).
Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria, di
depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga
ke perairan kutub.
Zooplankton
ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula
yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan.
Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai
zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari,
menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi
nekton atau bentos.
c. Berdasarkan Ukuran
Kini, dengan
kemajuan teknik penyaringan yang dapat lebih baik memilah-milah partikel yang
sangat halus, penggolongan plankton berdasarkan ukurannya lebih berkembang.
Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil hingga yang
besar. Penggolongan di bawah ini diusulkan oleh Sieburth dkk. (1978) yang kini
banyak diacu orang.
Makroplankton (2-20 mm)
Contohnya
adalah Pteropods; Chaetognaths; Euphausiacea (krill); Medusae; ctenophores;
salps, doliolids and pyrosomes (pelagic Tunicata); Cephalopoda.
Mesoplankton (0,2-2 mm)
Sebagian
besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti metazoans;
copepods; Medusae; Cladocera; Ostracoda; Chaetognaths; Pteropods; Tunicata; Heteropoda, noctiluca.
copepods; Medusae; Cladocera; Ostracoda; Chaetognaths; Pteropods; Tunicata; Heteropoda, noctiluca.
Mikroplankton (20-200 µm)
Contohnya
adalah: eukaryotic protist besar; kebanyakan phytoplankton; Protozoa
(Foraminifera); ciliates; Rotifera; metazoans muda – Crustacea (copepod nauplii).
Nanoplankton (2-20 µm)
Plankton
yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2 µm. Atau berukuran 2-20 µm;
Contohnya: eukaryotic protista kecil; Diatoms kecil; Flagellates kecil;
Pyrrophyta; Chrysophyta; Chlorophyta; Xanthophyta.
Picoplankton
(0,2-2 µm)
Contohnya:
eukaryotic protists kecil; bacteria; Chrysophyta
Femtoplankton
(< 0.2 μm)
Contohnya:
Virus laut.
d. Berdasarkan Daur Hidupnya
Berdasarkan
daur hidupnya plankton dibagi menjadi:
w
Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya: kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya: kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
w
Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
Pada umumnya
ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan
larva kemudian menjadi nekton setelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang
adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur
hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang
hidup melekat atau manancap di dasar laut.
Meroplankton
ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda
dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai
perkembangan larva yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak
menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai
meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya budidaya
udang, crustacea, mollusca, dan ikan.
e. Berdasarkan Habitat
Plankton
berdasarkan habitatnya, dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:
1.
Limnoplankton (di danau)
2.
Heleoplankton (di kolam)
3.
Potamoplankton (di sungai)
4.
Hipalmiroplankton (di air payau)
5.
Haliplankton (di laut)
f. Berdasarkan Asal-Usulnya
Plankton
berdasarkan asal-usulnya dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Autoplankton : Yaitu
plankton yang berasal dari habitat tersebut (plankton asli dari suatu habitat).
b.
Alloplankton : Yaitu
plankton yang berasal dari luar habitat tersebut (plankton pendatang).
g. Berdasarkan Sebaran (distribusi plankton)
Plankton terdapat
mulai dari lingkungan air tawa
r hingga ke
tengah samudera. Dari perairan tropis hingga ke peraiaran kutub. Boleh
dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak di huni oleh plankton.
1.
Sebaran Horizontal
Nontji
(2008) membagi plankton berdasarkan sebaran horizontalnya, baik fitoplankton
maupun zooplankton menjadi :
Plankton Neritik
Plankton
neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas yang
relative rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke peraian payau di depan muara
dengan salinitas 5-10 psu (practical salinity unit, dulu digunakan istilah ‰
atau permil, g/kg). akibat pengaruh lungkungan yang terus menerus berubah
disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat
kompleks, bisa merupoakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan air
tawar. Beberapa diantaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan
estuaria yang payau (Nontji, 2008).
Plankton Oseanik
Plankton
oseanik hidup diperairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton
oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya
wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam
kelompok ini (Nontji, 2008).
Penggolongan
seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup
mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik oseanik
(Nontji, 2008).
Persebaran
atau distribusi horizontal plankton memang sangat ditentukan oleh factor-faktor
lingkungan seperti suhu, salinitas, dan arus. Oleh sebab itu kehadiran plankton
jenis tertentu dapat digunakan sebagai indicator akan massa air atau arus laut.
Di English Channel misalnya, bila kaetognat Sagitta setosa merajai, itu
mengindikasikan massa air dari laut utara yang bersalinitas rendah telah masuk
ke selat ini. Sebaliknya bila Sagitta ellegans yang merajai, itu
mengindikasikan massa air bersalinitas tinggi dari samudra atlantik merambah
masuk sampai ke selat ini. Demikian pula ubur-ubur Cyanea capilata dapat
dijadikan indicator adanya arus air dingin, sedangkan Physalia physalis sebagai
indicator arus air hangat.contoh lain misalnya copepod Eurytemora affinis telah
menyesuaikan diri untuk hidup diperairan estuaria dengan salinitas rendah, dan
karena keberadaannya dapat dijadikan indicator perairan estuaria. Di Indonesia
ditemukan copepod Labidocera muranoi dari perairan mangrove, yang mungkin dapat
pula dijadikan indicator perairan dengan salinitas rendah (Nontji, 2008).
2.
Sebaran Vertikal
Plankton
hidup di laut mulai dari lapisan yang tipis di permukaan sampai pada kedalaman
yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton, Nontji (2008)
membaginya menjadi :
Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.
Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang
dipermukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul
ke udara. Yang begini disebut pleuston.
Contoh pleuston yang menarik adalah ubur-ubur api, Physalia physalis, yang lazim juga diberi julukan Portuguese man of war bagian atasnya
menggelembung mencuat dari permukaan bagaikan layar yang dapat di tiup angin
yang menghayutkan plankton tersebut. Sebenarnya ubur-ubur api ini merupakan
hewan koloni. Setiap individu terbentuk dari empat koloni, masing-masing
berbeda fungsinya namun semuanya berada dalam hubungan kerja yang harmonis.
Kelompok pertama membentuk pelampung dan layar, kelompok kedua membentuk
umbai-umbai tentakel yang panjang dilengkapi nemanocist atau sel pennyengat
yang ampuh untuk menangkap mangsa, kelompok ketiga mencernakan makanan, dan
kelompok empat untuk melaksanakan pembiakan. Physalia physalis ini disebut ubur-ubur api karena bila tersentuh
akan dapat menyengat kulit kita hingga melepuh dengan rasa panas bagaikan
disundut api. Ada lagi pleuston yang juga menarik yakni Janthina, yang
merupakan keong laut yang hidup menggantung di lapisan film permukaan dengan
busa yang dihasilkannya bagaikan pelampung.
Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa copepod sepeti Eucheuta marina tersebar secara vertical sampai lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak terdapat di lapisan ini, misalnya thysanopoda, eufhausida, Thysanoessa, nematoscelis. Tetapi eufaosid ini juga dapat melakukan migrasi vertical sampai lapisan di atasnya.
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa copepod sepeti Eucheuta marina tersebar secara vertical sampai lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak terdapat di lapisan ini, misalnya thysanopoda, eufhausida, Thysanoessa, nematoscelis. Tetapi eufaosid ini juga dapat melakukan migrasi vertical sampai lapisan di atasnya.
Hypoplankton
Hypoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton yang hidup pada kedalaman >600m, dan abisoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam,sampai 3000-4000m.
Hypoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton yang hidup pada kedalaman >600m, dan abisoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam,sampai 3000-4000m.
Sebagai
contoh, dari kelompok eufaosid, Betheuphaosia ambylops, dan Thysanopoda adalah
jenis tipikal laut dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari
1500m. sedangkan dari kelompok kaetognat Eukrohnia hamat, Eukrohnia
bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000m.
SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pengelolaan Kualitas Air sebagai bahan ajar. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/search/label/Kualitas%20Air
Komentar
Posting Komentar