ENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN JAMBAL SIAM
Penyakit merupakan salah satu factor penyebab kegagalan usaha budidaya
ikan jambal siam. Usaha budidaya yang dilakukan secara intensif dapat
dicirikan dengan semakin tingginya padat penebaran dan semakin banyaknya
pakan yang diberikan. Masalahnya, air yang digunakan sebagai media
hidup ikan jambal siam akan mengalami pengotoran akibat metabolisme .
Keadaan seperti itulah yang akan membuka peluang bagi tumbuh dan
berkembangnya penyakit ikan.
Untuk itu, sebelum memulai suatu usaha budidaya ikan jambal siam, peternak ikan perlu membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang penanggulangan hama dasn penyakit ikan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada ikan jambal siam , yaitu dengan mengetahui penyebab sakitnya ikan jambal siam, tanda – tanda ikan sakit, cara mencegah agar ikan tidak sakit, sertacara mengobati jika ikan tersebut telah terserang penyakit.
Klasifikasi Ikan Jambal Siam
Klasifikasi ikan jambal siam menurut saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius hypophthalmus sauvage
NamaInggris : Catfish
NamaLokal : Jambal siam dan Lele Bangkok
Patin siam (Pangasius hypophthalmus) adalah ikan budidaya dan akuarium populer. Ia dikenal pula sebagai jambal siam, lele bangkok, dan hiu bangkok. Dalam bahasa perdagangan internasional dikenal sebagai siamese shark, sutchi catfish, atau pangasius.
Secara taksonomi, ia dan patin raksasa Mekong (P. gigas), dimasukkan ke dalam anakmarga Pangasianodon. Pangasianodon dapat pula dianggap sebagai marga tersendiri, sehingga penyebutan Pangasianodon hypophthalmus juga diterima.
Ikan ini di alam ditemukan di beberapa sungai besar Indocina, seperti DAS Mekong dan Chao Phraya, tetapi sekarang telah dibudidayakan di mana-mana untuk dikonsumsi. Perdagangan filet ikan ini cukup tinggi kuantitasnya. Mereka dikenal sebagai omnivora, dengan memakan krustasea kecil, ikan lain, dan sisa-sisa tanaman.
Morfologi
Ikan ini mempunyai ciri-ciri berbadan pipih dan memanjang, mulut subterminal dengan 4 kumis, sirip punggung mempunyai duri yang bergerigi, bersirif tambahan . terdapat garis lengkung mulai dari kepala sampai pangkal ekor. Sirip ekor bercagak dengan tepi berwarna putih. Warna badan kelabu kehitaman, sirip anal putih dengan garis hitam ditengah.
PEMBESARAN
Kolam yang digunakan untuk pembesaran ikan jambal siam dikeringkan 3 – 5 hari sampai tanah dasar retak – retak. Maksud pengeringan adalah untuk membunuh bibit penyakit yang ada dikolam tersebut,serta untuk memudahkan pekerjaan pemupukan, perbaikan pematang yang bocor, dan pengolahan tanah dasar kolam.
Untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton yang dibutuhkan ikan jambal siam saat ditebarkan, kolam harus dipupuk dengan menggunakan pupuk kandang. Jenis pupuk kandang serta dosis yang digunakan untuk kolam pembesaran yaitu sama dengan kolam pendederan.
Selanjutnya kolam diisi air secara bertahap. Pada hari pertama ketinggian air 20 cm selanjutnya ditambah hingga mencapai ketinggian minimal 100 cm. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan agar pupuk dapat bereaksi dengan sempurna, hingga plankton dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan.
Penebaran benih baru dapat dilakukan setelah persiapan kolam dilakukan dasn plankton dipastikan telah tumbuh. Penebaran benih dil;akukan secara hati – hati dengan cara aklimatisasi suhu air di wadah pengangkutan dengan kolam pembesaran. Jumlah benih jambl siam yang ditebarkan sebanyak 5 ekor/m dengan ukuran 5 – 8 cm per ekor.
Pemijahan
Sebelum dipijahkan induk diberok selama 1 malam
Pemijahan dilakukan secara buatan dengan menyuntik induk betina dengan hormon kelenjar hipofisa dan HCG
Penyuntikan dalakukan 2 kali:
Penyuntikan pertama : dengan 1 dosis kelenjar hipofisa donor ikan mas
Penyuntikan kedua : dengan 2 dosis kelenjar hipofisa + HCG dosis 500 Iu/kg
Selang penyuntikan antara pertama dan kedua adalah 1 jam, bagian yang disuntik adalah pangkal sirip punggung bagian belakang
Ovulasi terjadi 12 jam setelah penyuntikankedua
Pembuahan dilakukan dengan pengurutan baik sperma maupun telur
Penetasan Telur
Telur yang sudah dibuahi diteteskan dalam akuarium ukuran 60 x 40 x 40 cm dengan ketinggian air 30 cm, dengan kepadatan 8.000-9.000 butir/akuarium secara merata didasar akuarium.
Dengan suhu air 25-29 derajat C telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam stelah pembuahan
Setelah menetas larva dipindah kedalam akuarium yang diaerasi terus menerus dengan ketinggian air 30 cm
Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara dengan kepadatan 50-75 ekor/1 selama 10-14 hari
Pakan berupa naupli artemiasebanyak 1 sendok teh dengan frekwensi 3-5 kali/hari
Panen dengan cara penyedotan dengan selang plastik atau ditangkap dengan scopnet
Pendederan di Kolam
Persiapan kolam meliputi:
– pengeringan 2-3 hari
– perbaikan pematang
– pemupukan engan dosis 500-750 gr/m2
– setelah diisi air selama 3 hari kolam siap digunakan
Padat tebar 30-5 ekor/m2 untuk ukuran 0,8-1,1 cm
Pakan tambahan brupa pelet remah sebanyak 10% berat biomas per hari dengan frekwensi 3 kali /hari
Lama peeliharaan selama 3-4 minggu, kemudian dipanen dengan mengeringkan kolan dan benih ditangkap dengan waring nilon dimana benih sudah mencapai ukuran 5-8 cm
HAMA DAN PENYAKIT IKAN JAMBAL SIAM
Penyakit merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan usaha budidaya ikan jambal siam. Masalahnya, air yang digunakan sebagai media hidup ikan akan mengalami pengotoran, khususnya akibat metabolisme. Keadaan seperti inilah yang akan membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya penyakit ikan.
Hama
Hama biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat memangsa. Pada usaha budidaya ikan jambal siam, kemungkinan terjadinya serangan hama lebih banyak dialami pada usaha pendederan atau pembesaran sebab kedua usaha tersebut dilakukan dialam terbuka, seperti dijaring, kolam,atau keramba, sedangkan usaha pembenihan dilakukan diruang tertutup.
Jenis- jenis hama yang dapat menyerang ikan jambal siam adalah linsang (sero), ular air, dan burung. Cara pemberantasan yang paling efektif adalah secara mekanis atau membunuhnya langsung jika hama tersebut ditemukan dilokasi budidaya.
Penyakit
Secara umum, penyakit yang menyerang ikan jambal siam digolongkan kedalam dua golongan. Pertama, penyakit non – infeksi, yaitu penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan fatogen. Penyakit ini tidak menular. Kedua, penyakit akibat infeksi yang timbul karena gangguan organisme patogen.
A. Penyakit non - infeksi
Keracunan dan kekurangan gizi adalah contoh penyakit non – infeksi yang dapat ditemukan pada budidaya ikan jambal siam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan jambal siam keracunan, yaitu pemberian pakan yang kualitasnya kurang baik atau terjadinya pencemaran air media budidaya akibat tumpukan bahan organik atau sampah yang membusuk. Kekurangan gizi umumnya disebabkan pemberian pakan tambahan yang kurang bermutu.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan jika ikan jambal siam keracunan adalah dengan memberikan pakan yang sesuai dengan anjuran. Juga lingkungan budidaya harus tetap dijaga kebersihannya. Sementara itu, agar ikan jambal siam tidak kekurangan gizi, pakan harus diberikan dalam jumlah cukup serta berkandungan protein tinggi dan dilengkapi dengan vitamin dan mineral.
B. Penyakit Akibat Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Daelani, Deden, Agar Ikan Sehat, Jakarta: Penebar Swadaya. 2001.
Harmanto, Ning, Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan Dengan Mahkota Dewa, Jakarta, Penebar Swadaya. 2004
Ikan Patin Jambal Andalan Indonesia” dalam warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Volume 22 No.3 Tahun 2000
Nuraeni,Neni,Kegiatan Produksi Benih Patin (Pangasius Hypophthalmus) di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Air tawar Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Institut Pertanian Bogor, 2001
Susanto Heru dan Khairul Amri, Budidaya Ikan Patin,Jakarta : Penebar Swadaya,1997
Supriatna R.O. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Jambal Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
sumber : http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2019/02/pencegahan-dan-pengendalian-hama_19.html
Untuk itu, sebelum memulai suatu usaha budidaya ikan jambal siam, peternak ikan perlu membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang penanggulangan hama dasn penyakit ikan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada ikan jambal siam , yaitu dengan mengetahui penyebab sakitnya ikan jambal siam, tanda – tanda ikan sakit, cara mencegah agar ikan tidak sakit, sertacara mengobati jika ikan tersebut telah terserang penyakit.
Klasifikasi Ikan Jambal Siam
Klasifikasi ikan jambal siam menurut saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius hypophthalmus sauvage
NamaInggris : Catfish
NamaLokal : Jambal siam dan Lele Bangkok
Patin siam (Pangasius hypophthalmus) adalah ikan budidaya dan akuarium populer. Ia dikenal pula sebagai jambal siam, lele bangkok, dan hiu bangkok. Dalam bahasa perdagangan internasional dikenal sebagai siamese shark, sutchi catfish, atau pangasius.
Secara taksonomi, ia dan patin raksasa Mekong (P. gigas), dimasukkan ke dalam anakmarga Pangasianodon. Pangasianodon dapat pula dianggap sebagai marga tersendiri, sehingga penyebutan Pangasianodon hypophthalmus juga diterima.
Ikan ini di alam ditemukan di beberapa sungai besar Indocina, seperti DAS Mekong dan Chao Phraya, tetapi sekarang telah dibudidayakan di mana-mana untuk dikonsumsi. Perdagangan filet ikan ini cukup tinggi kuantitasnya. Mereka dikenal sebagai omnivora, dengan memakan krustasea kecil, ikan lain, dan sisa-sisa tanaman.
Morfologi
Ikan ini mempunyai ciri-ciri berbadan pipih dan memanjang, mulut subterminal dengan 4 kumis, sirip punggung mempunyai duri yang bergerigi, bersirif tambahan . terdapat garis lengkung mulai dari kepala sampai pangkal ekor. Sirip ekor bercagak dengan tepi berwarna putih. Warna badan kelabu kehitaman, sirip anal putih dengan garis hitam ditengah.
PEMBESARAN
Kolam yang digunakan untuk pembesaran ikan jambal siam dikeringkan 3 – 5 hari sampai tanah dasar retak – retak. Maksud pengeringan adalah untuk membunuh bibit penyakit yang ada dikolam tersebut,serta untuk memudahkan pekerjaan pemupukan, perbaikan pematang yang bocor, dan pengolahan tanah dasar kolam.
Untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton yang dibutuhkan ikan jambal siam saat ditebarkan, kolam harus dipupuk dengan menggunakan pupuk kandang. Jenis pupuk kandang serta dosis yang digunakan untuk kolam pembesaran yaitu sama dengan kolam pendederan.
Selanjutnya kolam diisi air secara bertahap. Pada hari pertama ketinggian air 20 cm selanjutnya ditambah hingga mencapai ketinggian minimal 100 cm. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan agar pupuk dapat bereaksi dengan sempurna, hingga plankton dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan.
Penebaran benih baru dapat dilakukan setelah persiapan kolam dilakukan dasn plankton dipastikan telah tumbuh. Penebaran benih dil;akukan secara hati – hati dengan cara aklimatisasi suhu air di wadah pengangkutan dengan kolam pembesaran. Jumlah benih jambl siam yang ditebarkan sebanyak 5 ekor/m dengan ukuran 5 – 8 cm per ekor.
Pemijahan
Sebelum dipijahkan induk diberok selama 1 malam
Pemijahan dilakukan secara buatan dengan menyuntik induk betina dengan hormon kelenjar hipofisa dan HCG
Penyuntikan dalakukan 2 kali:
Penyuntikan pertama : dengan 1 dosis kelenjar hipofisa donor ikan mas
Penyuntikan kedua : dengan 2 dosis kelenjar hipofisa + HCG dosis 500 Iu/kg
Selang penyuntikan antara pertama dan kedua adalah 1 jam, bagian yang disuntik adalah pangkal sirip punggung bagian belakang
Ovulasi terjadi 12 jam setelah penyuntikankedua
Pembuahan dilakukan dengan pengurutan baik sperma maupun telur
Penetasan Telur
Telur yang sudah dibuahi diteteskan dalam akuarium ukuran 60 x 40 x 40 cm dengan ketinggian air 30 cm, dengan kepadatan 8.000-9.000 butir/akuarium secara merata didasar akuarium.
Dengan suhu air 25-29 derajat C telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam stelah pembuahan
Setelah menetas larva dipindah kedalam akuarium yang diaerasi terus menerus dengan ketinggian air 30 cm
Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara dengan kepadatan 50-75 ekor/1 selama 10-14 hari
Pakan berupa naupli artemiasebanyak 1 sendok teh dengan frekwensi 3-5 kali/hari
Panen dengan cara penyedotan dengan selang plastik atau ditangkap dengan scopnet
Pendederan di Kolam
Persiapan kolam meliputi:
– pengeringan 2-3 hari
– perbaikan pematang
– pemupukan engan dosis 500-750 gr/m2
– setelah diisi air selama 3 hari kolam siap digunakan
Padat tebar 30-5 ekor/m2 untuk ukuran 0,8-1,1 cm
Pakan tambahan brupa pelet remah sebanyak 10% berat biomas per hari dengan frekwensi 3 kali /hari
Lama peeliharaan selama 3-4 minggu, kemudian dipanen dengan mengeringkan kolan dan benih ditangkap dengan waring nilon dimana benih sudah mencapai ukuran 5-8 cm
HAMA DAN PENYAKIT IKAN JAMBAL SIAM
Penyakit merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan usaha budidaya ikan jambal siam. Masalahnya, air yang digunakan sebagai media hidup ikan akan mengalami pengotoran, khususnya akibat metabolisme. Keadaan seperti inilah yang akan membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya penyakit ikan.
Hama
Hama biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat memangsa. Pada usaha budidaya ikan jambal siam, kemungkinan terjadinya serangan hama lebih banyak dialami pada usaha pendederan atau pembesaran sebab kedua usaha tersebut dilakukan dialam terbuka, seperti dijaring, kolam,atau keramba, sedangkan usaha pembenihan dilakukan diruang tertutup.
Jenis- jenis hama yang dapat menyerang ikan jambal siam adalah linsang (sero), ular air, dan burung. Cara pemberantasan yang paling efektif adalah secara mekanis atau membunuhnya langsung jika hama tersebut ditemukan dilokasi budidaya.
Penyakit
Secara umum, penyakit yang menyerang ikan jambal siam digolongkan kedalam dua golongan. Pertama, penyakit non – infeksi, yaitu penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan fatogen. Penyakit ini tidak menular. Kedua, penyakit akibat infeksi yang timbul karena gangguan organisme patogen.
A. Penyakit non - infeksi
Keracunan dan kekurangan gizi adalah contoh penyakit non – infeksi yang dapat ditemukan pada budidaya ikan jambal siam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan jambal siam keracunan, yaitu pemberian pakan yang kualitasnya kurang baik atau terjadinya pencemaran air media budidaya akibat tumpukan bahan organik atau sampah yang membusuk. Kekurangan gizi umumnya disebabkan pemberian pakan tambahan yang kurang bermutu.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan jika ikan jambal siam keracunan adalah dengan memberikan pakan yang sesuai dengan anjuran. Juga lingkungan budidaya harus tetap dijaga kebersihannya. Sementara itu, agar ikan jambal siam tidak kekurangan gizi, pakan harus diberikan dalam jumlah cukup serta berkandungan protein tinggi dan dilengkapi dengan vitamin dan mineral.
B. Penyakit Akibat Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Daelani, Deden, Agar Ikan Sehat, Jakarta: Penebar Swadaya. 2001.
Harmanto, Ning, Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan Dengan Mahkota Dewa, Jakarta, Penebar Swadaya. 2004
Ikan Patin Jambal Andalan Indonesia” dalam warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Volume 22 No.3 Tahun 2000
Nuraeni,Neni,Kegiatan Produksi Benih Patin (Pangasius Hypophthalmus) di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Air tawar Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Institut Pertanian Bogor, 2001
Susanto Heru dan Khairul Amri, Budidaya Ikan Patin,Jakarta : Penebar Swadaya,1997
Supriatna R.O. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Jambal Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
sumber : http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2019/02/pencegahan-dan-pengendalian-hama_19.html
Komentar
Posting Komentar